https://link.rtkn1.com/product/buku-para-pencari-cahaya-kehidupan-EA8?aff=suprasetyo@rocketmail.com
Hal ini sesuai dengan informasi yang penulis peroleh dari laman IMPARSIAL sebuah LSM yang bergerak di bidang mengawasi dan menyelidiki pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia. Pada esekusi kali ini hanya 8 terpidana kasus narkoba (yang rencana 10 terpidana) diantaranya adalah duo Bali Nine yang juga warga Australia yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, warga Nigeria Raheem Agbaje Salami, WNI Zainal Abidin, warga Brasil Rodrigo Gularte, 2 warga Nigeria Okwudili Oyatanze dan Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa, serta warga Ghana Martin Anderson alias Belo. Sedangkan 2 terpidana yang belum di eksekusi adalah Mary Jane Fiesta Veloso asal Filipina yang ditunda pelaksanaannya. Diduga Mary Jane adalah korban human trafficking atau perdagangan manusia, dan warga negara asal Prancis Serge Areski Atlaoui, yang pada saat pelaksanaan esekusi tahap ke dua ini serge ternyata mengajukan perlawanan hukum atas putusan PTUN Tangerang yang menolak gugatannya.
Jika pada esekusi tahap pertama menimbulkan beberapa protes dari negara asal terpidana mati sebut saja Brasil dan Belanda yang dengan terang-terangan memprotes kebijakan pemerintah Indonesia. Belanda menarik duta besarnya untuk beberapa hari, sedangkan brasil melalui presidennya mengecam esekusi itu dengan mempermalukan dubes Indonesa di Brasil, Insiden memalukan itu terjadi di Istana Kepresidenan Brasil pada Jumat, 20 Februari 2015, ketika Duta Besar Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto menyampaikan surat kepercayaan kepada pemerintah Brasil. Sudah ada lima duta besar dari sejumlah negara yang sama-sama menunggu memberikan credential letter.
Tidak jauh berbeda dalam proses esekusi ke dua ini protes keberatan juga di lontarkan oleh Australia, yang pada kesempatan ini dua warga negaranya diesekusi terkait Bali Nine. Bali Nine sendiri merupakan julukan atas tertangkapnya sembilan orang yang menyelendupkan heroin seberat 8.2 kg dari Indonesia ke Australia pada tanggal 17 April 2005 di Bali. Anggota sindikat penyelundup itu telah diadili dan menerima hukuman berbeda- beda mulai dari hukuman mati yang diterima oleh Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, hukuman penjara seumur hidup dijatuhkan kepada Si Yi Chen Michael Czugaj, Thanh Nguyen, Matthew Norman, Scott Rush, Martin Stephen dan hukuman 20 tahun penjara untuk Renae Lawrence.
Kembali ke seputar polemik yang muncul dari esekusi mati anggota Bali Nine yang menimbulkan polemik sehingga hubungan kedua negara sedikit memanas, polemik bukan hanya terjadi di negara asal terpidana tersebut - Australia yang oleh para pemimpin negara berusaha untuk menghentikan esekusi. namun juga di Indonesia, berkat ucapan sang Perdana Menteri Tony Abbott yang mengungit bantuan Tsunami pada tahun 2014 yang lalu, sontak rakyat Indonesia merasa di hina dan munculah gerakan-gerakan #coin for Australia yang tujuannya untuk mengembalikan bantuan Australia atas tragedi tsunami aceh. Tidak hanya sampai disitu Australia mencoba menggagalkan eskusi terpidana warga negaranya, mulai dari diplomasi baik pembicaraan per telepon antara presiden RI dan PM Australia, antar Menteri Luar Negeri RI dan Menlu Australia dengan adanya rencana barter narapidana hingga teror yang terjadi di Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) di Sydney, Australia. Seperti diberitakan di media massa di ungkapkan penemuan benda yang berisi cairan merah yang mirip darah di depan gedung konsulat. Menurut KJRI, benda itu ditaruh dan dipecahkan pada Senin (2/3/2015) malam waktu setempat.
“Berdasarkan hasil pengecekan pada CCTV kantor, diketahui bahwa aksi pelemparan balon dilakukan pada jam 22.27 malam sebelumnya (2 Maret); pelaku diindikasikan berjenis kelamin perempuan dan berlangsung selama 5 menit,” ucap pihak KJRI Sydney dalam pernyataan tertulis yang diterima Sindonews pada Selasa (3/3/2015).
Dan akhirnya setelah semuanya itu terjadi, esekusi tetap dilakukan, hal ini akan semakin menjadi sinyal bahwa pemerintah Indonesia memang konsekuen dengan pemberantasan narkoba yang nyata menjadi musuh bagi Bangsa ini dengan menjadikan generasi penerus bangsa sebagai targetnya untuk melemahkan Bangsa kita.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan memberikan komentar yang dapat saya jadikan pertimbangan demi perbaikan Blog ini